tag:blogger.com,1999:blog-8337348628429195072023-10-09T04:29:50.214-07:00Dirgantara PublisherDirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-29609279449471435112010-01-24T20:34:00.003-08:002010-03-04T22:28:49.626-08:00Kesesatan Ajaran “Penyatuan Agama”Segala puji hanyalah milik Allah semata. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad yang tidak ada lagi Nabi setelahnya, kepada keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan. <br />
<br />
<br />
Amma ba’du:<br />
<br />
Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Fatwa di Saudi Arabia, pen) telah disodorkan beberapa pertanyaan mengenai permasalah yang tersebar di berbagai negeri yaitu dakwah penyatuan agama: Islam, Yahudi dan Nashrani. Dari pemikiran ini muncul pendapat tentang bolehnya membangun masjid kaum muslimin, gereja Nashrani dan tempat ibadah Yahudi dalam satu area secara bergandengan. Dakwah penyatuan agama ini juga membolehkan penerbitan tiga kitab (berisi Al Quran, Taurat dan Injil) sekaligus dalam satu cover. Masih banyak dampak dari dakwah ini dengan adanya perkumpulan dan berbagai pertemuan di belahan dunia barat dan timur.<br />
<div class="fullpost">Pertama: Di antara keyakinan pokok dalam Islam yang sudah pasti diketahui dan telah disepakati oleh seluruh (ulama) kaum muslimin (baca: ijma’) bahwa tidak ada di muka bumi ini agama yang paling benar selain agama Islam. Agama ini adalah penutup seluruh agama. Agama ini menghapus seluruh ajaran agama-agama sebelumnya. Tidak lagi tersisa di muka bumi yang menyembah Allah dengan benar selain agama Islam. Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ<br />
<br />
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imron: 19)<br />
<br />
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا <br />
<br />
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Maidah: 3)<br />
<br />
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ <br />
<br />
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imron: 85)<br />
<br />
Yang dimaksud dengan Islam setelah diutusnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ajaran yang dibawa oleh beliau dan bukan yang dimaksud dengan ajaran selainnya.<br />
<br />
Kedua: Yang juga termasuk pokok aqidah Islam yaitu Kitabullah (Al Qur’anul Karim) adalah kitab terakhir yang diturunkan oleh Allah, Rabb semesta alam. Al Qur’an adalah penghapus kitab Taurat, Zabur, Injil dan seluruh kitab yang diturunkan sebelumnya. Al Qur’an adalah sebagai hakim (ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya, pen). Tidak ada satu pun kitab yang diturunkan saat ini yang memberi petunjuk untuk beribadah pada Allah dengan benar selain Al Qur’anul Karim. Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ<br />
<br />
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai hakim terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (QS. Al Maidah: 48)<br />
<br />
Ketiga: Seorang muslim wajib mengimani bahwa taurat dan injil telah dihapus dengan Al Qur’anul Karim Perlu diketahui bahwa Taurat dan injil telah mengalami penyelewengan, penggantian, penambahan dan pengurangan sebagaimana hal ini telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim. Di antaranya kita dapat melihat pada ayat,<br />
<br />
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ <br />
<br />
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat).” (QS. Al Maidah: 13)<br />
<br />
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ<br />
<br />
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. ” (QS. Al Baqarah: 79)<br />
<br />
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُمْ بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ<br />
<br />
“Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: “Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah”, padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. ” (QS. Ali Imron: 78)<br />
<br />
Oleh karena itu, setiap ajaran yang benar yang ada dalam kitab-kitab sebelum Al Qur’an, maka ajaran Islam sudah menghapusnya (menaskh-nya). Selain ajaran yang benar tersebut berarti telah mengalami penyelewengan dan penggantian. Ada riwayat yang shahih yang menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah marah ketika Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu melihat-lihat lembaran taurat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
<br />
أَفِي شَكٍّ أَنْتَ يَا بْنَ الخَطَّابِ؟ أَلَمْ آتِ بِهَا بَيْضَاءُ نَقِيَّةٌ؟! لَوْ كَانَ أَخِيْ مُوْسَى حَيًّا مَا وَسَعَهُ إِلاَّ اتِّبَاعِي رواه أحمد والدارمي وغيرهما.<br />
<br />
“Apakah dalam hatimu ada keraguan, wahai Ibnul Khottob? Apakah dalam taurat (kitab Nabi Musa, pen) terdapat ajaran yang masih putih bersih?! (Ketahuilah), seandainya saudaraku Musa hidup, beliau tetap harus mengikuti (ajaran)ku.” (HR. Ahmad, Ad Darimi dan selainnya)[1] <br />
<br />
<br />
Keempat: Di antara keyakinan pokok dalam Islam yaitu nabi dan rasul kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para nabi dan rasul. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ<br />
<br />
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)<br />
<br />
Oleh karena itu, tidak ada rasul yang wajib diikuti selain Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seandainya ada salah satu Nabi dan Rasul Allah hidup ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, maka ia pun harus mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi tersebut diharuskan mengikuti beliau, sebagaimana firman Allah Ta’ala,<br />
<br />
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ <br />
<br />
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya“. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”. ” (QS. Ali Imron: 81)<br />
<br />
Begitu pun dengan Nabi Allah ‘Isa ‘alaihis salam. Ketika beliau turun kembali di akhir zaman, beliau akan mengikuti Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan akan berhukum dengan syari’at Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.<br />
<br />
Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ <br />
<br />
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. ” (QS. Al A’rof: 157)<br />
<br />
Begitu pula yang termasuk pokok keyakinan dalam Islam yaitu diutusnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah umum untuk seluruh manusia. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ<br />
<br />
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’: 28)<br />
<br />
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا<br />
<br />
“ Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.” (QS. Al A’rof: 158) Dan masig banyak ayat lainnya yang serupa dengan ini.<br />
<br />
Kelima: Yang juga termasuk ajaran pokok dalam agama ini adalah wajib diyakini bahwa setiap orang yang tidak masuk Islam baik Yahudi, Nashrani dan lainnya, maka mereka itu kafir. Penamaan kafir pada mereka adalah setelah datang penjelasan (hujjah) pada mereka. Mereka adalah musuh Allah dan Rasulullah serta musuh orang-orang beriman. Mereka nantinya termasuk penghuni neraka. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ<br />
<br />
“Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata.” (QS. Al Bayyinah: 1).<br />
<br />
Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ<br />
<br />
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al Bayyinah: 6)<br />
<br />
Allah Ta’ala juga berfirman,<br />
<br />
وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ <br />
<br />
“Dan Al Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya).” (QS. Al An’am: 19)<br />
<br />
هَذَا بَلَاغٌ لِلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوا بِهِ <br />
<br />
“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya.” (QS. Ibrahim: 52)<br />
<br />
Ada sebuah riwayat dalam shahih Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
<br />
وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ <br />
<br />
“Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya. Tidak ada seorang pun dari umat ini (yaitu Yahudi dan Nashrani), lalu ia mati dalam keadaan tidak beriman pada wahyu yang aku diutus dengannya, kecuali ia pasti termasuk penduduk neraka.”[2]<br />
<br />
Oleh karena itu, siapa saja yang tidak mengkafirkan Yahudi dan Nashrani, maka ia juga ikut kafir. Hal ini berdasarkan kaedah syar’iyah,<br />
<br />
مَنْ لَمْ يَكْفُر الكَافِرَ بَعْدَ إِقَامَةِ الحُجَّةِ عَلَيْهِ فَهُوَ كَافِرٌ<br />
<br />
“Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang kafir setelah ditegakkan hujjah (penjelasan) baginya, maka ia kafir.”<br />
<br />
<br />
Keenam: Setelah mengedapankan pokok-pokok keyakinan seorang muslim di atas, maka dakwah penyatuan agama dan pendekatan agama (lebih dikenal dengan pluralisme agama, pen) adalah dakwah yang menyesatkan. Tujuan dari dakwah semacam ini adalah ingin mencampurkan al haq (kebenaran) dan kebatilan, serta menghancurkan Islam dan pondasinya. Perbuatan semacam ini sama saja ingin mengajak seseorang murtad secara total. Hal ini dibenarkan dengan firman Allah Ta’ala,<br />
<br />
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا<br />
<br />
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.” (QS. Al Baqarah: 217)<br />
<br />
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً<br />
<br />
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). ” (QS. An Nisa’: 89)<br />
<br />
Ketujuh: Dampak dari dakwah yang menyesatkan ini adalah meniadakan perbedaan antara Islam dan kekafiran, kebenaran dan kebatilan, perbuatan baik dan kemungkaran, serta menghancurkan perbedaan antara muslim dan kafir. Dakwah ini akan meniadakan keyakinan wala’ (loyal) dan baro’ (benci). Dakwah ini pun akan meniadakan berbagai jihad dan peperangan untuk meninggikan kalimat Allah di muka bumi ini. Padahal Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ<br />
<br />
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. ” (QS. At Taubah: 29)<br />
<br />
Begitu pula Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ<br />
<br />
“Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. ” (QS. At Taubah: 36)<br />
<br />
Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala juga berfirman,<br />
<br />
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ<br />
<br />
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Ali Imron: 118)<br />
<br />
Kedelapan: Sesungguhnya dakwah penyatuan agama (lebih dekat dengan istilah: pluralisme agama, pen) jika ini muncul dari seorang muslim, maka ini adalah suatu bentuk kemurtadan dari agama Islam dengan sangat nyata karena dakwah ini dapat betul-betul menggoyahkan keyakinan seorang muslim. Sunguh, dakwah ini telah meridhoi kekufuran pada Allah, membatalkan kebenaran Al Qur’an, menghapus ajaran syari’at dan agama sebelum Islam. Dari sini kita dapat menilai bahwa pemahaman ini tertolak mentah-mentah secara syar’i. Pemikiran semacam ini pun diharamkan secara pasti dengan berbagai dalil syar’i, baik Al Qur’an, As Sunnah, dan Ijma’ (konsensus ulama kaum muslimin).<br />
<br />
Kesembilan: Berdasarkan pemaparan yang telah lewat, maka kami katakan,<br />
Tidak boleh bagi seorang muslim yang meyakini bahwa Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai nabi dan Rasul mengajak, mendorong dan menunjuki pada pemikiran sesat semacam ini di tengah-tengah kaum muslimin. Bahkan seseorang tidak boleh menerima dakwah ini, mengikuti muktamar, perkumpulan atau menyebarkan dakwah semacam ini.<br />
Tidak boleh bagi seorang muslim menerbitkan taurat dan injil secara bersendirian. Lebih-lebih lagi jika keduanya dicetak dalam satu sampul bersama Al Qur’anul Al Karim? Barangsiapa yang melakukan hal ini atau menyeru padanya, maka ia berarti telah berada dalam kesesatan yang nyata karena ia telah mencampur adukkan antara al haq (kebenaran) yang ada pada Al Qur’anul Karim dengan kitab yang telah mengalami penyelewengan atau kebenarannya telah dimansukh (dihapus) yaitu pada Taurat dan Injil.<br />
Sebagaimana pula tidak boleh seorang muslim menerima ajakan untuk membangun masjid, gereja dan tempat ibadah lainnya dalam satu area secara berdampingan karena hal ini sama saja mengakui ajaran agama selain Islam yang menyembah Allah tetapi bukan lewat jalan Islam dan ini sama saja mengingkari kebenaran agama Islam atas agama-agama lainnya.<br />
<br />
Sedangkan dakwah yang mengajak pada penyatuan tiga agama (Islam, Yahudi dan Nashrani) dan menyatakan bahwa siapa saja boleh beragama dengan salah satu dari tiga agama tersebut, juga menyatakan bahwa ketiga-tiganya itu sama-sama benarnya, dan Islam sendiri tidak menghapus agama-agama sebelumnya, maka tidak diragukan lagi bahwa mengakui dan meyakini atau ridho pada ajaran semacam ini adalah suatu kekafiran dan kesesatan. Alasannya, karena hal ini telah menyelisihi banyak ayat Al Qur’anul Karim yang begitu tegas, menyelisihi As Sunnah yang suci dan Ijma’ (konsensus) ulama kaum muslimin. Begitu juga termasuk kesesatan jika ada yang menyandarkan penyelewengan Yahudi dan Nashrani pada Allah, -Maha Suci Allah dari hal ini-. Contohnya, menyebut gereja dan tempat ibadah mereka dengan baitullah (rumah Allah) atau menganggap bahwa orang yang beribadah di tempat tersebut adalah orang yang menyembah Allah dan ibadahnya itu diterima di sisi Allah. Ini semua jelas tidak dibolehkan. Karena ibadah yang mereka lakukan bukan menempuh jalan Islam. Padahal Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ <br />
<br />
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imron: 85).<br />
<br />
Bahkan kita katakan bahwa tempat ibadah mereka adalah tempat ibadah yang di mana di dalamnya terdapat perbuatan kufur pada Allah, sedangkan kita meminta perlindungan pada Allah dari kekufuran dan pelakunya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ Al Fatawa (22/162) mengatakan, “Tempat ibadah Yahudi dan gereja Nashrani sama sekali bukanlah rumah Allah (baitullah). Yang termasuk rumah Allah hanyalah masjid. Tempat ibadah mereka adalah tempat yang berlangsung kekufuran pada Allah, walaupun mereka berdzikir di dalamnya. Yang namanya tempat ibadah adalah tergantung orang yang beribadah di dalamnya. Orang yang beribadah dalam gereja atau rumah ibadah tersebut adalah orang-orang kafir. Maka lebih pantas disebut tempat ibadah orang kafir.”<br />
<br />
Kesepuluh: Yang patut diketahui bahwa mendakwahi orang kafir secara umum dan ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) secara khusus adalah kewajiban kaum muslimin berdasarkan dalil tegas dari Al Qur’an dan As Sunnah. Namun hal ini dilakukan dengan memberikan penjelasan dan saling berargumen dengan cara yang baik, tidak sampai mengorbankan ajaran Islam. Jalan ini ditempuh agar mereka bisa tunduk dan masuk Islam atau sebagai hujjah bagi mereka. Dari sini, celakalah siapa saja yang enggan mengambil petunjuk dan selamatlah yang benar-benar mengikuti petunjuk. Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ<br />
<br />
“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. ” (QS. Ali Imron: 64)<br />
<br />
Namun apabila berargumen, mengadakan diskusi dan debat dengan mereka dilakukan agar kaum muslimin bisa mengikuti kemauan dan maksud mereka sehingga membatalkan ikatan Islam dan Iman seseorang, maka ini adalah suatu kebatilan. Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman sungguh mencela sikap semacam ini. Semoga Allah melindungi kita dari apa yang mereka perbuat.<br />
<br />
Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ<br />
<br />
“Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu.” (QS. Al Maidah: 49)<br />
<br />
Al Lajnah Ad Daimah telah menetapkan beberapa hal yang telah disebutkan sebagai peringatan untuk setiap muslim. Ini adalah nasehat untuk kaum muslimin secara umum dan orang yang berilmu secara khusus agar mereka selalu bertakwa pada Allah, merasa selalu diawasi oleh-Nya, dan berusaha memperjuangkan Islam dan melindungi aqidah kaum muslimin dari berbagai kesesatan, ajakan kesesatan, kekufuran dan pelakunya. Mereka pun hendaklah memerintahkan kaum muslimin untuk berhati-hati dengan ajaran kekufuran dan sesat yaitu ajaran yang mengajak pada penyatuan agama, jangan sampai terikat dengan jaring-jaringnya. Kami memohon perlindungan pada Allah agar setiap muslim terselematkan dari berbagai kesesatan yang hadir dan tersebar di negeri-negeri kaum muslimin.<br />
<br />
Kami memohon pada Allah dengan nama-nama-Nya yang husna (terbaik), dan sifat-Nya yang mulia agar melindungi seluruh kaum muslimin dari berbagai kesesatan dan fitnah (musibah). Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang mendapat petunjuk. Semoga Allah melindungi umat ini dengan memberi petunjuk dan cahaya iman sampai kita bertemu dengan Rabb kita dalam keadaan Dia ridho.<br />
<br />
Wa billahit taufiq, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.<br />
<br />
Yang menandatangani fatwa ini:<br />
<br />
Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Tetap Riset Ilmiyyah dan Fatwa Saudi Arabia)<br />
<br />
Ketua: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz<br />
<br />
Wakil Ketua: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh<br />
<br />
Anggota: Syaikh Bakr Abu Zaid, Syaikh Sholih Al Fauzan.<br />
<br />
Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’ no. 19402, 12/275-284, Darul Ifta’<br />
<br />
Pangukan-Sleman, 6 Shofar 1431 H.<br />
<br />
Penerjemah: Muhammad Abduh Tuasikal<br />
<br />
Artikel www.muslim.or.id<br />
[1] HR. Ahmad (3/387), Ad Darimi dalam Al Muqoddimah (1/115-116), Al Bazzar dalam Kasyful Astar (1/78-79) no. 124, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah (1/27) no. 50, Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih (Bab Menelaah Kitab Ahli Kitab dan Riwayat dari Mereka) 1/24.<br />
<br />
<br />
[2] HR. Muslim dalam Al Iman (153), Musnad Ahmad bin Hambal (2/317)<br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-33808463468032515072010-01-24T20:32:00.000-08:002010-01-24T20:32:23.213-08:00Tanda-Tanda Haji MabrurAjaran Islam dalam semua aspeknya memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Hikmah dan tujuan ini diistilahkan oleh para ulama dengan maqashid syari’ah, yaitu berbagai maslahat yang bisa diraih seorang hamba, baik di dunia maupun di akhirat.<br />
<br />
Adapun maslahat akhirat, orang-orang shaleh ditunggu oleh kenikmatan tiada tara yang terangkum dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (hadits qudsi),<br />
<br />
قَالَ اللَّه: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنَ رَأَتْ ، وَلاَ أُذُنَ سَمِعَتْ ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ<br />
<br />
“Allah berfirman (yang artinya): Telah Aku siapkan untuk hamba-hambaKu yang shaleh kenikmatan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terdetik di hati manusia.” [1] <br />
<br />
Untuk haji secara khusus, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
<div class="fullpost">والْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ<br />
<br />
“Haji yang mabrur tidak lain pahalanya adalah surga.”[2] <br />
<br />
Adapun di dunia, banyak maslahat yang bisa diperoleh umat Islam dengan menjalankan ajaran agama mereka. Dan untuk ibadah haji khususnya, ada beberapa contoh yang bisa kita sebut; seperti menambah teman, bertemu dengan ulama dan keuntungan berdagang.<br />
<br />
Di samping itu, Allah juga memberikan tanda-tanda diterimanya amal seseorang, sehingga ia bisa menyegerakan kebahagiaan di dunia sebelum akhirat dan agar ia semakin bersemangat untuk beramal.<br />
<br />
Tidak Semua Orang Meraih Haji Mabrur<br />
<br />
<br />
Setiap orang yang pergi berhaji mencita-citakan haji yang mabrur. Haji mabrur bukanlah sekedar haji yang sah. Mabrur berarti diterima oeh Allah, dan sah berarti menggugurkan kewajiban. Bisa jadi haji seseorang sah sehingga kewajiban berhaji baginya telah gugur, namun belum tentu hajinya diterima oleh Allah Ta’ala.<br />
<br />
Jadi, tidak semua yang hajinya sah terhitung sebagai haji mabrur. Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan, “Yang hajinya mabrur sedikit, tapi mungkin Allah memberikan karunia kepada jamaah haji yang tidak baik lantaran jamaah haji yang baik.” [3]<br />
<br />
Tanda-Tanda Haji Mabrur<br />
<br />
Nah, bagaimana mengetahui mabrurnya haji seseorang? Apa perbedaan antar haji yang mabrur dengan yang tidak mabrur? Tentunya yang menilai mabrur tidaknya haji seseorang adalah Allah semata. Kita tidak bisa memastikan bahwa haji seseorang adalah haji yang mabrur atau tidak. Para ulama menyebutkan ada tanda-tanda mabrurnya haji, berdasarkan keterangan al-Quran dan al-Hadits, namun itu tidak bisa memberikan kepastian mabrur tidaknya haji seseorang.<br />
<br />
Di antara tanda-tanda haji mabrur yang telah disebutkan para ulama adalah:<br />
<br />
Pertama: Harta yang dipakai untuk haji adalah harta yang halal,[4] karena Allah tidak menerima kecuali yang halal, sebagaimana ditegaskan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,<br />
<br />
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا<br />
<br />
“Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik. [5]<br />
<br />
Orang yang ingin hajinya mabrur harus memastikan bahwa seluruh harta yang ia pakai untuk haji adalah harta yang halal, terutama mereka yang selama mempersiapkan biaya pelaksanaan ibadah haji tidak lepas dari transaksi dengan bank. Jika tidak, maka haji mabrur bagi mereka hanyalah jauh panggang dari api. Ibnu Rajab mengucapkan sebuah syair [6]:<br />
<br />
Jika anda haji dengan harta tak halal asalnya.<br />
<br />
Maka anda tidak berhaji, yang berhaji hanya rombongan anda.<br />
<br />
Allah tidak terima kecuali yang halal saja.<br />
<br />
Tidak semua yang haji mabrur hajinya.<br />
<br />
Kedua: Amalan-amalannya dilakukan dengan ikhlas dan baik, sesuai dengan tuntunan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam . Paling tidak, rukun-rukun dan kewajibannya harus dijalankan, dan semua larangan harus ditinggalkan. Jika terjadi kesalahan, maka hendaknya segera melakukan penebusnya yang telah ditentukan.<br />
<br />
Di samping itu, haji yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati, yang seiring dengan majunya zaman semakin sulit dijaga. Mari merenungkan perkataan Syuraih al-Qadhi, “Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jamaah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlas karena Allah.” [7]<br />
<br />
Pada zaman dahulu ada orang yang menjalankan ibadah haji dengan berjalan kaki setiap tahun. Suatu malam ia tidur di atas kasurnya, dan ibunya memintanya untuk mengambilkan air minum. Ia merasakan berat untuk bangkit memberikan air minum kepada sang ibu. Ia pun teringat perjalanan haji yang selalu ia lakukan dengan berjalan kaki tanpa merasa berat. Ia mawas diri dan berpikir bahwa pandangan dan pujian manusialah yang telah membuat perjalanan itu ringan. Sebaliknya saat menyendiri, memberikan air minum untuk orang paling berjasa pun terasa berat. Akhirnya, ia pun menyadari bahwa dirinya telah salah.[8]<br />
<br />
Ketiga: Hajinya dipenuhi dengan banyak amalan baik, seperti dzikir, shalat di Masjidil Haram, shalat pada waktunya, dan membantu teman seperjalanan.<br />
<br />
Ibnu Rajab berkata, “Maka haji mabrur adalah yang terkumpul di dalamnya amalan-amalan baik, plus menghindari perbuatan-perbuatan dosa.[9]<br />
<br />
Di antara amalan khusus yang disyariatkan untuk meraih haji mabrur adalah bersedekah dan berkata-kata baik selama haji. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang maksud haji mabrur, maka beliau menjawab,<br />
<br />
إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطِيبُ الْكَلاَمِ<br />
<br />
“Memberi makan dan berkata-kata baik.” [10]<br />
<br />
Keempat: Tidak berbuat maksiat selama ihram.<br />
<br />
Maksiat dilarang dalam agama kita dalam semua kondisi. Dalam kondisi ihram, larangan tersebut menjadi lebih tegas, dan jika dilanggar, maka haji mabrur yang diimpikan akan lepas.<br />
<br />
Di antara yang dilarang selama haji adalah rafats, fusuq dan jidal. Allah berfirman,<br />
<br />
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ<br />
<br />
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang diketahui, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan-bulan itu untuk mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, fusuq dan berbantah-bantahan selama mengerjakan haji.” [11]<br />
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
<br />
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ<br />
<br />
“Barang siapa yang haji dan ia tidak rafats dan tidak fusuq, ia akan kembali pada keadaannya saat dilahirkan ibunya.” [12]<br />
<br />
Rafats adalah semua bentuk kekejian dan perkara yang tidak berguna. Termasuk di dalamnya bersenggama, bercumbu atau membicarakannya, meskipun dengan pasangan sendiri selama ihram.<br />
<br />
Fusuq adalah keluar dari ketaatan kepada Allah, apapun bentuknya. Dengan kata lain, segala bentuk maksiat adalah fusuq yang dimaksudkan dalam hadits di atas.<br />
<br />
Jidal adalah berbantah-bantahan secara berlebihan.[13]<br />
<br />
Ketiga hal ini dilarang selama ihram. Adapun di luar waktu ihram, bersenggama dengam pasangan kembali diperbolehkan, sedangkan larangan yang lain tetap tidak boleh.<br />
<br />
Demikian juga, orang yang ingin hajinya mabrur harus meninggalkan semua bentuk dosa selama perjalanan ibadah haji, baik berupa syirik, bid’ah maupun maksiat.<br />
<br />
Kelima: Setelah haji menjadi lebih baik<br />
<br />
<br />
Salah satu tanda diterimanya amal seseorang di sisi Allah adalah diberikan taufik untuk melakukan kebaikan lagi setelah amalan tersebut. Sebaliknya, jika setelah beramal saleh melakukan perbuatan buruk, maka itu adalah tanda bahwa Allah tidak menerima amalannya.[14]<br />
<br />
Ibadah haji adalah madrasah. Selama kurang lebih satu bulan para jamaah haji disibukkan oleh berbagai ibadah dan pendekatan diri kepada Allah. Untuk sementara, mereka terjauhkan dari hiruk pikuk urusan duniawi yang melalaikan. Di samping itu, mereka juga berkesempatan untuk mengambil ilmu agama yang murni dari para ulama tanah suci dan melihat praktik menjalankan agama yang benar.<br />
<br />
Logikanya, setiap orang yang menjalankan ibadah haji akan pulang dari tanah suci dalam keadaan yang lebih baik. Namun yang terjadi tidak demikian, apalagi setelah tenggang waktu yang lama dari waktu berhaji. Banyak yang tidak terlihat lagi pengaruh baik haji pada dirinya.<br />
<br />
Bertaubat setelah haji, berubah menjadi lebih baik, memiliki hati yang lebih lembut dan bersih, ilmu dan amal yang lebih mantap dan benar, kemudian istiqamah di atas kebaikan itu adalah salah satu tanda haji mabrur.<br />
<br />
Orang yang hajinya mabrur menjadikan ibadah haji sebagai titik tolak untuk membuka lembaran baru dalam menggapai ridho Allah Ta’ala. Ia akan semakin mendekat ke akhirat dan menjauhi dunia.<br />
<br />
Al-Hasan al-Bashri mengatakan, “Haji mabrur adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat.”[15] Ia juga mengatakan, “Tandanya adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji.”[16]<br />
<br />
Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan, “Dikatakan bahwa tanda diterimanya haji adalah meninggalkan maksiat yang dahulu dilakukan, mengganti teman-teman yang buruk menjadi teman-teman yang baik, dan mengganti majlis kelalaian menjadi majlis dzikir dan kesadaran.” [17]<br />
<br />
<br />
Penutup<br />
<br />
Sekali lagi, yang menilai mabrur tidaknya haji seseorang adalah Allah semata. Para ulama hanya menjelaskan tanda-tandanya sesuai dengan ilmu yang telah Allah berikan kepada mereka. Jika tanda-tanda ini ada dalam ibadah haji anda, maka hendaknya anda bersyukur atas taufik dari Allah. Anda boleh berharap ibadah anda diterima oleh Allah, dan teruslah berdoa agar ibadah anda benar-benar diterima. Adapun jika tanda-tanda itu tidak ada, maka anda harus mawas diri, istighfar dan memperbaiki amalan anda. Wallahu a’lam.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Referensi: <br />
Al-Quran al-Karim.<br />
Shahih al-Bukhari, Tahqiq Musthofa al-Bugha, Dar Ibn Katsir.<br />
Shahih Muslim, Tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dar Ihya’ Turats.<br />
Musnad Imam Ahmad, Tahqiq Syu’aib al-Arnauth, Muassasah Qurthubah.<br />
Sunan al-Baihaqi al-Kubra, Cetakan Hyderabad, India.<br />
Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, Muhammad Nashiruddin al-Albani, Maktabah al-Ma’arif.<br />
At-Tarikh al-Kabir, al-Bukhari, Tahqiq Sayyid Hasyim an-Nadawi, Darul Fikr.<br />
Ihya’ Ulumiddin, al-Ghazali, Darul Ma’rifah Beirut.<br />
Lathaiful Ma’arif fima li Mawasil ‘Am minal Wazhaif, Ibnu Rajab al-Hanbali, al-Maktabah asy-Syamilah.<br />
Qutul Qulub, Ibnu Hajar al-Haitami, al-Maktabah asy-Syamilah.<br />
<br />
<br />
<br />
Penulis: Ustadz Anas Burhanuddin, MA<br />
<br />
Artikel www.muslim.or.id<br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-70530965354301823862010-01-24T20:23:00.000-08:002010-01-24T20:23:01.010-08:00Keimanan yang Benar Terhadap Malaikat AllahSalah satu rukun iman yang wajib diimani oleh setiap mukmin adalah beriman kepada malaikat-malaikat Allah. Hal ini sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadist Jibril, ketika malaikat Jibril ditanya tentang iman, kemudian dijawab oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallaam, “ Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya. Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan terhadap takdir yang baik dan yang buruk.” (H.R. Muslim). Hal ini berarti tidak sah keimanan seseorang sehingga dia beriman dengan benar terhadap malaikat-malaikat Allah. Bagaimana keimanan yang benar terhadap para malaikat? Mari kita simak penjelasan berikut.<br />
<br />
Cakupan Iman Kepada Malaikat<br />
<div class="fullpost">Keimanan seorang mukmin terhadap malaikat harus mengandung hal-hal berikut :<br />
Beriman terhadap wujud (keberadaan) para malaikat.<br />
Beriman terhadap nama-nama malaikat.<br />
Beriman terhadap sifat-sifat malaikat.<br />
Beriman terhadap amalan-amalan dan tugas-tugas malaikat. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin)<br />
<br />
Tidak sah keimanan seseorang kepada para malaikat kecuali harus mencakup keempat unsur tersebut, baik berupa keimanan yang mujmaal (global) maupun tafshiil (terperinci). Barangsiapa yang mengingkarinya berarti batal keimanannya kepada malaikat Allah dan batal seluruh keimanannya.<br />
<br />
Wujud Malaikat<br />
<br />
Termasuk syarat sah keimanan seseorang kepada malaikat adalah mengimani wujud (keberadaan) malaikat. Malaikat adalah makhluk yang Allah ciptakan dari cahaya. Wujud mereka benar-benar ada, tidak sebagaimana keyakinan orang-orang yang sesat. Mereka mengingkari tentang keberadaan malaikat sebagai makhluk (mereka mengingkari jism malaikat). Mereka mengatakan bahwa malaikat hanyalah kiasan dari kekuatan maknawi berupa kekuatan baik yang tersembunyi dalam diri para makhluk. Anggapan seperti ini berarti mereka telah mendustakan Al Quran, hadist-hadist Nabi yang shahih, dan ijmaa’ (kesepakatan) kaum muslimin. Padalah Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلاَئِكَةِ رُسُلاً أُوْلِى أَجْنِحَةٍ مَّثْنَى وَثُلاَثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَايَشَآءُ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ<br />
<br />
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi. Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga, dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(QS. Faathir:1)<br />
<br />
Allah Ta’ala juga berfirman,<br />
<br />
وَلَوْ تَرَى إِذْ يَتَوَفَّى الَّذِينَ كَفَرُوا الْمَلاَئِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَارَهُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ<br />
<br />
“Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata) :”Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar” (QS. Al Anfaal:50)<br />
<br />
Di dalam shahih Bukhari juga disebutkan, dari Abu Hurairah dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berfirman bahwasanya Allah mencintai fulan maka cintailah fulan, dan Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril pun mengumumkan kepada penghun langit bahwasnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia, dan para penghuni langit pun mencintai fulan. Kemudian dikabulkanlah permohonanya di dunia” (H.R. Bukhori)<br />
<br />
Dalil-dalil di atas secara gamblang menjelaskan bahwa malaikat itu makhluk yang diciptakan Allah (berjism) dan bukanlah kekuatan maknawi sebagaiamana anggapan orang-orang sesat, dan kaum muslimin telah ijma’ (bersepakat) berdasarkan dalil-dalil tersebut. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Ibnu Utsaimin)<br />
<br />
Penamaan Malaikat<br />
<br />
Malaikat-malaikat Allah memiliki nama. Kewajiban kita adalah beriman secara global bahwa para malaikat memiliki nama. Kita beriman dengan nama-nama yang secara rinci telah disebutkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Di antara nama-nama malaikat adalah Jibril, Mikail, serta Isrofil.<br />
<br />
Kita juga beriman secara global adanya malaikat-malaikat Allah yang tidak kita ketahui namanya. Tidak boleh seseorang menamakan malaikat tanpa ada dalil-dali yang shahih dari Al Quran dan As Sunnah.<br />
<br />
Bentuk dan Sifat Malaikat<br />
<br />
Kita wajib mengimani sifat malaikat yang Allah dan Rasul-Nya beritakan kepada kita. Baik itu sifat berupa sifat kholqiyah maupun sifat khuluqiyah. Sifat kholqiyah yaitu sifat berupa bentuk /wujud/fisik malaikat. Seperti tentang sifat Malaikat Jibril yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pernah melihat malaikat Jibril dalam sifat aslinya yang memiliki enam ratus sayap yang hampir menutupi ufuk. Bentuk para malaikat terkadang berubah dari bentuk aslinya atas izin Allah. Contohnya adalah Jibril yang datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menyerupai laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya.<br />
<br />
Kita juga mengimani sifat malaikat yang berupa sifat khuluqiyah, yaitu berupa sifat-sifat kebaikan seperti yang Allah firmankan,<br />
<br />
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادُُ لاَّيَعْصُونَ اللهَ مَآأَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَايُؤْمَرُونَ {6}<br />
<br />
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bhan bakarnya adalah manusa dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kesar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At Tahriim: 6)<br />
<br />
لاَيَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُم بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ {27}<br />
<br />
“Mereka (malaikat-malaikat) itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya” (QS. Al Anbiyaa’:27).<br />
<br />
Malaikat dan Tugasnya<br />
<br />
Sebagian malaikat memiliki tugas khusus yang Allah berikan kepada mereka, di antaranya:<br />
Malaikat Jibril memiliki tugas khusus menyampaikan wahyu Allah kepada para Nabi dan Rasul.<br />
Malaikat Mikail bertugas mengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan.<br />
Malaikat Isrofil bertugas meniup sangkakala ketika datang hari kiamat dan saat kebangkitan manusia.<br />
Malaikat maut bertugas mencabut nyawa seseorang ketika ajal menjemput.<br />
Malaikat yang bertugas menjaga surga dan neraka.<br />
Dua malaikat yang berada di sisi kanan dan kiri manusia yang mencatat amal manusia.<br />
Dua malaikat yang mendatangi ketika seseorang sudah di alam kubur, dan bertanya kepadanya tentang siapa Rabbnya, siapa Nabinya, dan apa agamanya. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Ibnu ‘Utsamin)<br />
<br />
Inilah di antara beberapa malaikat yang memiiliki tugas khusus yang Allah dan Rasul-Nya telah kabarkan kepada kita. Kewajiban kita adalah mengimani hal tersebut . Sementara yang tidak ada perinciannya maka kita beriman secara global tentang tugas-tugas dan amalan para malaikat Allah.<br />
<br />
Berapakah Jumlah Malaikat?<br />
<br />
Masih segar dalam ingatan penulis, ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar mendapatkan penjelasan bahwasanya jumlah malaikat itu ada sepuluh. Benarkah demikian? Yang benar, jumlah malaikat tidak terbatas hanya sepuluh. Jumlah mereka sangat banyak, hanya Allah yang mengetahuinya. Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
وَمَايَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلاَّهُوَ<br />
<br />
“Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu (yakni malaikat) melainkan Dia sendiri” (QS. Al Mudatsiir:31).<br />
<br />
Di antara dalil yang menunjukkan banyaknya bilangan malaikat dan tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Allah adalah sebuah hadist shahih yang berkaitan dengan baitul makmur, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan ka’bah di bumi, setiap hari dikunjungi sebanyak tujuh puluh ribu malaikat , kemudian mereka tidak akan kembali lagi.” (H.R Bukhari dan Muslim). (Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuul, Syaikh Abdullah al Fauzan).<br />
<br />
Keutamaan Malaikat<br />
<br />
Malaikat-malaikat Allah memiliki beberapa keutamaan, di antaranya:<br />
<br />
[1]. Allah Ta’ala meng-idhofah-kan (menyandarkan) malaikat kepada Allah dengan idhoofatu tasyriif (penyandaran yang menunjukkan kemuliaan), seperti dalam firman-Nya,<br />
<br />
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِّلَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَجِبْرِيلَ وَمِيكَالَ فَإِنَّ اللَّهَ عَدُوٌّ لِّلْكَافِرِينَ {98}<br />
<br />
“Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir” (QS. Al Baqoroh:98)<br />
<br />
ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ{285}<br />
<br />
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya…” (QS. Al Baqoroh 285). Karena malaikat disandarkan pada Allah yang Maha Mulia, inilah yang menunjukkan kemuliaannya. (ed)<br />
<br />
[2]. Allah menggandengkan persaksian para malaikat dengan persaksian Allah, dan shalawat para malaikat dengan shalawat Allah, seperti dalam firman-Nya,<br />
<br />
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُوا الْعِلْمِ قَآئِمًا بِالْقِسْطِ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ {18}<br />
<br />
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imron: 18)<br />
<br />
[3]. Allah menyifati para malaikat dengan mulia dan kemuliaan. Allah Ta’ala berfirman,<br />
<br />
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُونَ {26}<br />
<br />
“Dan mereka berkata:”Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai )anak. Maha Suci Allah, sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan” (QS. Al Anbiyaa’: 26)<br />
<br />
[4]. Allah menyifatinya dengan ketinggian dan kedekatan, sebagaimana dalam firman Allah,<br />
<br />
يَشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُونَ {21}<br />
<br />
“ Yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan kepada Allah.” (QS. Al Muthaffifin:21)<br />
<br />
Dan masih banyak keutamaan lainnya. (Lihat Al Irsyaad ilaa shohiihil I’tiqaad, Syaikh Shalih Al Fauzan).<br />
<br />
Buah Keimanan Kepada Malaikat<br />
<br />
Keimanan seorang mukmin yang benar terhadap malaikat akan membuahkan hal-hal berikut ini.<br />
Menambah ilmu tentang keagungan, kekuatan, dan kekuasaan Allah Ta’ala. Karena keagungan makhluk (malaikat, ed) menujukkan keagungan penciptanya.<br />
Bersyukur kepada Allah terhadap penjagaan-Nya terhadap manusia, karena di antara malaikat ada yang bertugas menjaga mereka, mencatat amal-amal mereka, serta memberikan maslahat-maslahat (manfaat) yang lainnya bagi mereka.<br />
Muncul kecintaan kepada malaikat disebabkan ketaatan mereka beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. (Syarhu Ushuulil Iman, Syaikh Ibnu ‘Utsamin)<br />
<br />
Demikian bebrapa penjelasan mengenai keimanan yang benar terhadap para malaikat Allah. Semoga dapat menambah ilmu dan menambah keimanan kita. Wallohul musta’an.<br />
<br />
Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki<br />
<br />
Artikel www.muslim.or.id<br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-61086041011275977852010-01-23T17:58:00.000-08:002010-01-23T17:58:13.509-08:00Banji Bandang hancurkan proyek tembok GazaDeras dan tingginya arus banjir bandang yang sejak Rabu (20/1) lalu meredam wilayah Provinsi Sinai Utara dan El-Arish, Mesir, rupanya tak hanya berdampak pada hancurnya rumah dan bangunan-bangunan di wilayah tersebut, tetapi juga merontokkan proyek tembok logam yang dibangun dan ditanam di sepanjang wilayah perbatasan Mesir-Gaza.<br />
<br />
Selain menenggelamkan proyek 'tembok logam Gaza' yang ditanam pemerintahan Mesir sejak bulan lalu, banjir juga menghancurkan proyek 'pelabuhan keamanan' yang juga dibangun di wilayah perbatasan. Akibatnya, prosesi pembangunan dua proyek tersebut menjadi terhenti.<br />
<br />
Surat kabar independen Mesir, al-Mashry al-Youm (22/1) melansir, banjir di wilayah El-Arish terhitung sangat parah, karena menggenangi hampir seluruh wilayah tersebut, mulai dari Timur hingga Barat. Ketinggian banjir bahkan menenggelamkan puluhan rumah dan komplek wisata.<br />
<div class="fullpost">Pemerintah provinsi El-Arish pun mengevakuiasi ratusan warga yang kehilangan tempat tinggal mereka di masjid-masjid, rumah sakit, dan sekolah-sekolah di bagian wilayah provinsi yang 'selamat' dari banjir.<br />
<br />
Banjir juga menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan internasional yang tengah didistribusikan untuk penduduk Gaza melalui pintu gerbang Rafah dan kota Shaikh Zayed, yang masih berada di dalam wilayah El-Arish.<br />
<br />
Selain menerjang wilayah Timur Laut Mesir, banjir juga menggenangi beberapa wilayah Selatan negara itu, yaitu provinsi Aswan dan El-Menya. Beberapa pakar cuaca dan geologi mengatakan, banjir bandang ini diakibatkan oleh memburuknya cuaca secara ekstrim dan derasnya curah hujan. Banjir dengan kadar ketinggian dan kederasan semacam ini juga tercatat sebagai yang pertamakalinya sepanjang sejarah Mesir modern. (ags/msy)<br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-74420287342010541492010-01-23T17:10:00.000-08:002010-01-23T17:10:08.931-08:00Di Jual TanahDi Jual Tanah Medokan Ayu, Rungkut UKA, 8x14= 112m2, SHM. Harga Rp. 65 juta!Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-13847092186626601462010-01-22T14:44:00.000-08:002010-01-22T14:47:53.512-08:00Perlu Perubahan Sistemik<br />
Sabtu, 23/01/2010 04:59 WIB<br />
Cetak | Kirim | RSS <a href="http://sudarwoto.blogspot.com"><a href="http://optimistrue.blogspot.com"></a></a><br />
<br />
Terungkapnya kasus penjara mewah milik Artalyata Suryani alias Ayin di Rutan Pondok Bambu pada tanggal 10 Januari 2010 yang lalu, semakin meyakinkan pandangan publik tentang kebobrokan sistem hukum di Indonesia. Di saat para narapidana lain harus berjejalan dalam sel yang sempit dengan fasilitas yang minim, justru “Sang Ratu Rutan” tengah menikmati kemewahan. Tinggal di sel berukuran 8x8 meter, dilengkapi spring bed, AC, TV, lemari es, peralatan fitness, ruang dan perlengkapan kerja, toilet pribadi plus shower dingin panas, yang tentunya tidak akan dinikmati oleh napi berkantong tipis. Ayin pun masih bisa menjalankan perusahaannya di dalam bui. Bahkan, saat disidak oleh Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Ayin tengah menjalani perawatan kulit. Beberapa narapidana lain yang mendapat fasilitas mewah diantaranya adalah Lismarita alias Aling, napi seumur hidup kasus narkoba. Di mana di selnya terdapat AC, TV serta ruang karaoke. .<br />
<div class="fullpost">Selain jual beli kamar, praktik pungutan liar (pungli) juga marak terjadi di lapas, bahkan praktik ini bisa menghasilkan uang miliaran rupiah pertahun. Dari hasil penelitian ICW di LP Cipinang, dalam setahun perolehan uang pungli di sana bisa mencapai Rp 4,8 miliar yang dipungut di pintu-pintu gerbang tempat keluar masuk tahanan, termasuk ketika tahanan menerima tamu dari luar. Selain itu, pungutan liar juga terjadi pada uang lauk pauk, yang per orang bisa dimintai sekitar Rp 150.000 setiap minggu. Pungutan juga dikenakan terkait pemberian remisi, pembebasan bersyarat, izin keluar untuk berobat, atau cuti menjelang bebas. Untuk pembebasan bersyarat bisa dipungut sampai Rp 2,8 miliar dan pemberian remisi sampai Rp 1,5 miliar pertahunnya. Bahkan Illian Deta Arthasari, peneliti ICW, menegaskan bahwa semua proses hukum mulai dari tahap laporan hingga eksekusi bisa “diuangkan”.<br />
<br />
Dengan berdiri diatas logika materi alias uang, hukum sering kali timpang. Ibarat dua mata pisau, tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Ketika berhadapan dengan masyarakat bawah hukum diterapkan dengan teramat tegas. Namun menjadi mandul jika yang menjadi pelaku kriminal adalah orang-orang yang punya modal maupun kekuasaan. Nenek Minah yang mencuri 3 biji kakao senilai Rp 2000 dipenjara 1,5 bulan sementara para pengemplang BLBI dan perampok bank Century justru bebas. Dengan alasan anggaran minim, kerja para penegak hukum menjadi asal-asalan. Coba kita tengok kasus salah tangkap pada tahun 2008 yang menimpa David, Kemat, dan Maman dari Jombang. Ketiganya dipaksa untuk mengakui pembunuhan yang tidak pernah mereka lakukan. Proses penyidikan pun berlangsung tanpa mengedepankan asas praduga tak bersalah, ketiganya juga menjadi sasaran kekerasan fisik oleh oknum polisi. Ketika masuk tahap persidangan, jaksa nakal juga ikut mencetak rekor dengan meminta jatah (suap) agar tuntutan hukuman bisa diperingan. Ketika sudah terbukti bahwa mereka bukan pembunuhnya, tidak ada upaya sungguh-sungguh dari aparat untuk membebaskan mereka, proses hukum menjadi berbelit-belit dan panjang, meskipun pada akhirnya mereka bebas.<br />
<br />
Fenomena lain yang juga menarik untuk dikritisi adalah legalnya berbagai tindak kriminal di Lembaga Pemasyarakatan. Seharusnya, fungsi lapas adalah untuk membuat para tahanan jera agar tidak mengulangi kesalahannya. Namun yang terjadi justru sebaliknya, lembaga ini malah mengasah tingkah laku bejat para tahanan. Minuman keras, narkoba, perjudian, kekerasan, hingga pelecehan seksual justru legal ketika dilakukan di dalam penjara. Sehingga wajar ketika tahanan sudah bebas mereka menjadi semakin ahli dalam bermaksiat.<br />
<br />
Lahir Dari Sistem yang Rusak <br />
<br />
Kebobrokan hukum di Indonesia bukanlah disebabkan oleh sekedar adanya oknum-oknum nakal di lembaga-lembaga penegak hukum, yang bisa diselesaikan dengan cara mutasi, penonaktifan hingga pencopotan. Namun, kebobrokan ini justru berpangkal dan merupakan akibat dari sistem yang diterapkan di negeri ini. <br />
<br />
Hukum yang berlaku di Indonesia adalah hukum positif yang berpijak pada kerangka demokrasi. Konon demokrasi merupakan produk peradaban Yunani Kuno pada 500 SM, namun ide ini sempat hilang ketika Romawi Barat ditaklukan oleh suku Jerman. Pada akhir abad ke-18, demokrasi bangkit kembali di Eropa. Kemunculannya yang kedua ini tidak terlepas dari adanya pertentangan antara pihak gereja dan pihak cendekiawan, dimana pihak pertama (gereja) mengusung konsep “Kedaulatan Tuhan” dan raja sebagai manusia pilihan yang menjadi perpanjangan-Nya. Sementara pihak cendekiawan mengusung konsep yang berlawanan, yaitu kedaulatan rakyat, yang dengan konsep ini manusia bebas mengatur kehidupannya sendiri. Dan pada akhirnya kedua belah bihak, yakni gereja dan cendekiawan sepakat mengambil jalan tengah sebagai solusi konflik. Gereja mengakui bahwa kehidupan publik diatur oleh aturan manusia, sementara peran gereja dimarjinalkan hanya sebatas ritual keagamaan. Dari sini jelas, bahwa demokrasi bukanlah sistem yang dilandaskan pada nilai ruhiyah atau ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta. Demokrasi adalah sistem kompromi, baik dalam tataran teori maupun praktek.<br />
<br />
Demokrasi dengan kedaulatan rakyatnya merupakan titik pangkal munculnya simbiosis antara penguasa dan pengusaha. Karena untuk menjadi penguasa dibutuhkan modal yang besar, dan yang bisa mendudukan seseorang menjadi penguasa adalah para pengusaha. Sehingga kebijakan yang dibuat penguasa pasti akan mendukung kepentingan pengusaha, termasuk ketika sang pengusaha terjerat kasus hukum. Seperti yang terjadi pada kasus penyuapan petinggi KPK, betapa susahnya aparat penegak hukum menetapkan Anggodo sebagai tersangka, berbagai dalih pun dibuat untuk melindungi sang mafia, padahal masyarakat telah mengetahui sepak terjangnya. Begitu pula bailout bank Century, kasusnya semakin panjang dan masing-masing pihak saling lempar tanggung jawab. Selain itu, indikasi adanya kerjasama antara pihak pemodal dengan petinggi negeri ini semakin jelas.<br />
<br />
Prinsip-prinsip kebebasan yang diusung oleh demokrasi, yaitu kebebasan berpendapat, kebebasan berperilaku/berekspresi, kebebasan beragama, dan kebebasan kepemilikan, juga menjadi penyumbang meningkatnya kemaksiatan di Indonesia. Dengan kebebasan berpendapat, manusia bebas untuk mencipta nilai, dengan standard baik buruk yang relatif berdasar akal manusia. Selanjutnya sikap ini diimplementasikan dalam kebebasan berperilaku. Akibat yang nyata dari kebebasan ini adalah munculnya perilaku menyimpang seperti waria, homoseksual, lesbianisme, yang jelas-jelas bertentangan dengan fitrah manusia. Muncul pula kerusakan akhlak yang dipicu oleh pornoaksi dan pornografi, narkoba dan miras, clubbing, free sex yang semua ini tidak bisa diatasi oleh hukum sekuler. Karena setiap usaha untuk menghentikan kerusakan akhlak dan perilaku menyimpang selalu berbenturan dengan bisnis para korporat. UU Pornografi contohnya, yang awalnya adalah RUU APP diganti menjadi RUU PP dan selanjutnya disahkan menjadi UU Pornografi.<br />
<br />
Dengan kebebasan beragama, manusia bebas memeluk agama yang dikehendakinya tanpa paksaan, manusia juga bebas berpindah agama ataupun pindah pada kepercayaan non agama (animisme/paganisme), manusia berhak pula untuk tidak ber-Tuhan (atheis). Akibat dari kebebasan ini adalah semakin gencarnya agenda pemurtadan terhadap kaum muslimin dengan berbagai cara karena ketiadaan penjagaan akidah dari Negara terhadap rakyatnya, serta munculnya berbagai aliran sesat yang selalu meresahkan masyarakat dan tidak bisa dihentikan oleh hukum positif.<br />
<br />
Dalam hal kebebasan kepemilikan, manusia bebas memiliki harta dan mengembangkannya dengan cara apapun, tanpa peduli halal haram. Usaha judi, mengambil riba, memproduksi khamr, dan mengeksploitasi tubuh wanita dilegalkan, prostitusi dilokalisasi, menyerahkan bahan tambang milik rakyat kepada asing malah di payungi undang-undang, selama semua itu mendatangkan penghasilan bagi Negara. Kesenjangan ekonomi akibat kapitalisme yang merupakan satu paket dengan demokrasi di tambah lagi kehidupan yang jauh dari nilai ruhiyah mejadi paduan yang sempurna melejitkan angka kriminalitas di Indonesia. Pencurian, perampokan, penculikan dan penjualan balita, trafficking, pembunuhan, hingga bunuh diri sering menghiasi layar televisi. Penguasa juga tak pernah puas dengan hartanya, sehingga berani korupsi untuk memperkaya diri.<br />
<br />
Demokrasi juga dibangun oleh azas manfaat, dimana manfaat ini diukur dari materi atau kenikmatan jasadiyah. Sangatlah wajar jika kemudian uang dijadikan Tuhan baru oleh para penganut sistem sekuler. Selanjutnya, interaksi antar manusia didasarkan pada pertimbangan untung rugi, mendatangkan uang atau tidak. Kasus jual beli kamar, pungli, suap menyuap, mafia hukum, sebenarnya menggambarkan bagaimana hukum rimba berlaku akibat pengaruh asas ini.<br />
.<br />
Inilah demokrasi, sistem yang rusak dan cacat, yang jika dijadikan pijakan akan menghasilkan kebobrokan. Untuk mengatasi kebobrokan tidak cukup hanya dengan reformasi birokrasi, penggantian undang-undang, namun yang harus dilakukan adalah mengganti sistem yang rusak ini dengan sistem yang benar yaitu Islam.<br />
<br />
Perlunya Diterapkan Syariah <br />
<br />
Berbeda halnya dengan demokrasi, Syariah adalah seperangkat aturan yang di berikan oleh Dzat yang Maha Benar, yaitu Allah SWT. Segala apa yang diperintahkan dan dilarang-Nya adalah demi kebaikan manusia, baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Syariah, selain berisi perintah dan larangan yang harus ditaati oleh manusia, juga berisi sanksi bagi yang meninggalkan perintah-Nya maupun yang melanggar larangan-Nya. Karena berasal dari Sang Pencipta, maka ukuran baik-buruk, benar-salah, halal-haram bersifat pasti, dan tidak bisa dipermainkan oleh manusia.<br />
<br />
Selain itu, syariah merupakan aturan universal bagi seluruh umat manusia (QS 21: 107). Sejarah telah membuktikan bahwa syariah mampu bertahan selama 14 abad, sejak berdirinya daulah Islam di Madinah (pada masa Rasulullah) hingga awal abad ke-20. Syariah mampu mengayomi berbagai negeri, beragam suku bangsa dan ras, beragam kebiasaan dan kondisi yang berbeda-beda, yang wilayahnya terbentang dari Andalusia (Spanyol) hingga Asia Tenggara. Beragam agama yang dianut penduduknya, Islam, Nasrani, Yahudi, Hindu, Budha, Zoroaster dan lainnya. Islam memilah hukum menjadi hukum publik yang harus dipatuhi oleh semua warga negara baik muslim maupun non muslim, seperti pengaturan islam tentang ekonomi, sanksi, dan pergaulan. Namun islam memberi ruang kepada non muslim untuk terikat pada aturan agamanya dalam hal makanan, ibadah, pernikahan. Selain itu, setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum, tanpa memandang apakah penguasa atau rakyat bisa, apakah muslim atau non muslim. Kepala Negara pun bisa dikalahkan oleh rakyat biasa dalam persidangan. Seperti yang terjadi pada khalifah Ali bin abu Thalib yang pernah memperkarakan seorang yahudi hingga ke pengadilan karena mencuri baju besi beliau, namun karena bukti-bukti yang diajukan sang khalifah tidak mencukupi (meyakinkan), maka akhirnya kasus tersebut dimenangkan oleh yahudi tersebut.<br />
<br />
Islam memandang bahwa penerapan sanksi mempunyai dua fungsi, sebagai zawâjir (pencegah) dan jawâbir (penebus). Disebut pencegah karena dengan diterapkannya sanksi, orang lain dapat dicegah dari melakukan kesalahan yang serupa. Disebut sebagai penebus karena dengan diterapkannya sanksi di dunia akan menghapuskan siksa di akhirat terkait kesalahan tersebut. Sanksi yang dijatuhkan seorang hakim berdasarkan syariah bersifat mengikat, final dan tidak dapat digugurkan oleh hakim lain. Sanksi syariah juga tegas sehingga membuat para pelaku kejahatan jera dan orang lain pun takut untuk melakukan kesalahan yang sama. Seorang hakim, dengan dilandasi keimanan dan ketakwaan, akan selalu berhati-hati dalam memutuskan perkara. Keadilan yang tercipta karena penerapan syariah mampu meredam gejolak balas dendam yang seringkali muncul dalam diri korban kejahatan beserta keluarganya.<br />
<br />
Sanksi dalam Islam dibedakan menjadi 4 macam: hudûd, jinâyât, ta’zir, dan mukhâlafât. Hudud berlaku untuk kemaksiatan yang telah ditetapkan kadarnya dan menjadi hak Allah. Yang termasuk dalam hudud antara lain hukuman jilid dan rajam bagi pezina, cambuk 80 kali bagi peminum khamr, potong tangan bagi pencuri, dsb. Sementara jinayat adalah pelanggaran terhadap badan yang di dalamnya terdapat qishash atau diyat (denda), contohnya hukuman mati atau denda 100 ekor unta di peruntukkan bagi pembunuh, mencederai atau menghilangkan anggota tubuh dibalas dengan balasan yang serupa atau diyat yang besarnya ditetapkan oleh syara’. Sedangkan yang termasuk dalam ta’zir adalah hukuman terhadap pelanggaran syariah yang tidak ditentukan hukuman hudud dan kafaratnya, penentuan bentuk ta’zir ini diserahkan kepada khalifah. Bentuknya antara lain: dibunuh bagi pemecah-belah persatuan kaum muslimin, penjara, perampasan harta jika hartanya diperoleh dengan cara yang tidak halal, dsb. Adapun mukhalafat adalah pelanggaran terhadap perintah dan larangan yang dikeluarkan oleh negara, sanksinya sesuai dengan ketetapan negara. Dengan sendirinya model sanksi seperti dia atas akan menjamin rendahnya angka kriminalitas di tengah masyarakat. Ketentuan sanksi dalam Islam yang jelas serta metode pembuktian yang didasarkan pada ketentuan syara’ juga akan menyulitkan munculnya mafia hukum.<br />
<br />
<br />
Tidak Ada Alasan Menolak Syariah<br />
<br />
Dengan melihat gambaran di atas, sebenarnya tidak ada alasan bagi siapapun untuk menolak diterapkanya syariah. Namun, yang sering terjadi adalah kita lebih mengedepankan nafsu kita untuk enggan terikat dengan aturan-Nya. Kita sering menyibukkan diri mencari solusi atas kerusakan yang terjadi saat ini, namun kita ragu untuk mengambil solusi diluar koridor demokrasi, karena mindset pikiran kita selalu demokrasi sebagai sistem terbaik dan final. Padahal Allah telah memperingatkan kita untuk menjauhi system thagut-demokrasi (QS 4: 60, 33:36) dan manusia pada hakikatnya tidak beriman kecuali jika tunduk pada syariat Allah (QS 4: 65).<br />
<br />
Islam adalah kesatuan dari akidah dan syariah, pemisahan keduanya adalah sesuatu yang keliru dan akan menghasilkan kehidupan yang stagnan dan jumud, sebagaimana yang terjadi saat ini. Umat terpuruk sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah, ibarat buih di lautan, ibarat hidangan yang siap disantap oleh orang-orang yang rakus. Jumlah umat Islam saat ini 1,5 milyar, namun miskin prestasi, terbelenggu oleh kemiskinan, dijadikan objek pembantaian dan nafsu imperialisme negara-negara barat, dirampok kekayaan alamnya, dirampas hak-haknya, dituding sebagai penyebar terror dan kekerasan.<br />
<br />
Umat Islam saat ini butuh solusi, butuh perubahan. Perubahan bukan untuk dinanti-nanti, tetapi harus diupayakan dan diperjuangkan. Ini hanya bisa diwujudkan dengan mengganti sistem yang rusak ini dengan sistem Islam. Karena hanya dengan penerapan syariah Islam secara kaffah-lah yang mampu menjadikan umat islam sebagai khairu ummah-umat terbaik, sebagaimana yang pernah terjadi ketika khilafah masih tegak berdiri.<br />
<br />
<br />
Ditulis oleh: Nuwati, alumnus Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, tinggal di Bogor<br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-6305533799338065082010-01-21T06:52:00.000-08:002010-01-21T06:54:50.991-08:00Di Jual RumahRumah Over kredit, Perumahan Dua Permata blok c2/11, type 27/90m2, Ds. Tempel Krian - SidoarjoDirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-49636637410929629152010-01-19T14:59:00.000-08:002010-01-19T15:01:04.578-08:00Tinggalkan Saja Iraq! Amerika g bkal bsa mengalahkan umat muslimSeriuskah AS meninggalkan Iraq? Tampaknya tidak. Hal itu disebutkan oleh Muqtada al-Sadr, seorang tokoh Syiah di Iraq. “Pemerintah Iraq dan AS tidak serius tentang penarikan.” ujarnya tegas.<br />
<br />
Saat ini, sekitar 131.000 pasukan Amerika masih berasa di Irak, di pangkalan-pangkalan dan pos-pos di luar pusat-pusat populasi. Rencananya, semua pasukan AS akan keluar dari Irak pada akhir 2011.<br />
<br />
Sebagian besar sudah akan pergi pada Agustus 2010 atas perintah Barack Obama, pengganti Bush. Pasukan AS yang tetap bertugas sekarang ini mendukung pasukan dan polisi Irak, melakukan operasi di kota-kota.<br />
<br />
Menurut al-Sadr, seharusnya penarikan itu meliputi tentara, intelijen, milisi, dan perusahaan keamanan AS dan lain-lain. "Kami menginginkan penarikan (pasukang asing) dan menghentikan campur tangan politik, sosial dan ekonomi Iraq oleh pihak asing." ujarnya.<br />
<br />
Saat ini kondisi Iraq masih sangat berantakan. Kericuhant erjadi di sana-sini. "Jika pasukan asing tidak melakukan penarikan, maka rakyat Irak mengungkapkan pendapat mereka secara damai, dan hak untuk membela diri dengan syarat tidak merugikan rakyat Irak dan aparat keamanan," katanya dengan nada ancaman.<br />
<div class="fullpost">Ray Odierno, komandan pasukan AS di Irak, tahun lalu, secara diam-diam mengakui bahwa tentara AS memang menarik diri dari sebagian kota-kota di Iraq.<br />
<br />
Seorang wartawan dalam konferensi pers mengingatkan Odierno, untuk membuat penjelasan tentang "menyelesaikan penarikan mundur tentara AS dari kota-kota di Iraq," karena pada kenyataannya banyak tentara Amerika masih berada di kota-kota Irak. Odierno menjawab pertanyaan jurnalis tentang "Berapa banyak tentara Amerika yang masih tinggal di kota-kota Irak?" dan dia mengakui jumlah tentara yang tinggal di Irak sangat tinggi. "Saya tidak bisa menyatakan jumlah yang pasti," kata Jenderal Odierno.<br />
<br />
Pemerintahan Amerika Serikat menjelaskan akan menarik diri dari wilayah perkotaan hingga 30 Juni 2009 dan dari seluruh Irak sampai akhir 2011 dalam Status of Forces Agreement (SOFA) yang ditandatangani dengan pemerintah Irak. (sa/cnn/solenglish)<br />
By: Eramuslim<br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-53535363723000395582010-01-16T23:03:00.000-08:002010-01-18T23:16:05.200-08:00" Hukum Manusia gak sebanding banget di Banding hUKUM milik ALLAH" tapi mengapa?<span style="color: #ffd966;">Mengapa ummat Islam selalu saja mempermasalahkan hukum apa yang diberlakukan di tengah masyarakat? Mengapa ummat Islam tidak bisa menerima saja hukum apapun yang diberlakukan tanpa peduli apakah itu hukum Allah ataukah hukum buatan manusia? Bukankah yang penting adalah law and order alias penegakkan hukum? Apalah artinya jika dalam suatu masyarakat Islam diberlakukan secara formal hukum Allah sebagai hukum negara namun ternyata secara aplikasi tidak terjadi penegakkan hukumnya? Bukankah keadilan bisa dirasakan masyarakat luas bila penegakkan hukum berlaku secara murni dan konsekuen, meskipun hukumnya bukan hukum Allah alias hukum buatan manusia?</span><br />
<div class="fullpost"><span style="color: #ffd966;"> </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">Saudaraku, disinilah letaknya komitmen seorang mukmin. Seorang mukmin harus menjawab dengan jujur dan penuh kesadaran. Masyarakat seperti apakah yang ia inginkan? Masyarakat kumpulan hamba-hamba Allah yang beriman dan patuh berserah-diri kepada Allah? Ataukah ia puas dengan berdirinya suatu masyarakat yang terdiri atas kumpulan manusia yang tidak peduli taat atau tidaknya mereka kepada Allah asalkan yang penting masyarakat itu berjalan dengan harmoni tidak saling mengganggu dan menzalimi sehingga semua merasa happy hidup bersama berdampingan dengan damai di dunia?</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">Saudaraku, seorang mukmin tidak pernah berpendapat sebelum ia bertanya kepada Allah dan RasulNya. Terutama bila pertanyaannya menyangkut urusan yang fundamental dalam kehidupannya. Oleh karenanya marilah kita melihat bagaimana Allah menyuruh kita bersikap bilamana menyangkut urusan hukum. Di dalam Kitabullah Al-Qur’an Al-Karim terdapat banyak ayat yang memberikan panduan bagaimana seorang mukmin mesti bersikap dalam urusan hukum. Di antaranya sebagai berikut:</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu…” (QS Al Maidah ayat 49)</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">Dalam buku ”Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir” Muhammad Nasib Ar-Rifa’i mengomentari potongan ayat yang berbunyi “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah...” dengan catatan sebagai berikut: ”Hai Muhammad, putuskanlah perkara di antara seluruh manusia dengan apa yang diturunkan Allah kepadamu dalam kitab yang agung ini (yaitu Al-Qur’an)...” </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">Sedangkan firman Allah: </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al Maidah ayat 50)</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">Mengomentari ayat di atas, maka dalam buku ”Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir” penulis mencatat: ”Allah mengingkari orang yang berhukum kepada selain hukum Allah, karena hukum Allah itu mencakup segala kebaikan dan melarang segala keburukan. Berhukum kepada selain hukum Allah berarti beralih kepada hukum selain-Nya, seperti kepada pendapat, hawa nafsu dan konsep-konsep yang disusun oleh para tokoh tanpa bersandar kepada syariat Allah, sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat jahiliyah yang berhukum kepada kesesatan dan kebodohan yang disusun berdasarkan penalaran dan seleranya sendiri. Oleh karena itu Allah berfirman ”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki?” dan berpaling dari hukum Allah.”</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">Sedangkan bagian akhir dari ayat di atas yang berbunyi ”...siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” maka penulis buku ”Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir” mengomentari ayat tersebut dengan mencatat: ”siapakah yang hukumnya lebih adil daripada Allah bagi orang yang memahami syriat Allah dan beriman kepada-Nya serta meyakini bahwa Allah adalah yang Maha Adil di antara para hakim? Al-Hasan berkata ”Barangsiapa yang berhukum kepada selain hukum Allah maka hukum itu merupakan hukum jahiliyah.” Al—Hafidz Abul-Qasim Ath-Thabrani meriwayatkan dari ibnu Abbas, bahwa Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللَّه َمُبْتَغٍ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةَ</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> الْجَاهِلِيَّةِ وَمُطَّلِبُ دَمِ امْرِئٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُهَرِيقَ دَمَهُ</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">“Manusia yang paling dibenci Allah ialah orang yang menghendaki tradisi jahiliyah dalam Islam dan menuntut darah orang lain tanpa hak untuk menumpahkan darahnya.” (HR Bukhary)</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">Jadi, barangsiapa yang berhukum kepada selain hukum Allah maka hukum itu merupakan hukum jahiliyah. Sedangkan dalam sistem kehidupan bermasyarakat dewasa ini seluruh negara di seluruh penjuru dunia berhukum dengan selain hukum Allah. Dalam sistem demokrasi sumber hukumnya adalah rakyat, berarti ia bukan hukum Allah alias hukum jahiliyah...! Kalau memang ada satu macam atau beberapa macam hukum yang ada dalam Demokrasi itu serupa dengan ajaran Islam atau bahkan memang bersumber dari ajaran Islam, tetap saja itu tidak disebut hukum Allah. Ia tidak disebut hukum Allah karena ia sudah dicampur dengan hukum buatan manusia. Sedangkan sudah cukup jelas apa yang diutarakan penulis di atas ”Allah mengingkari orang yang berhukum kepada selain hukum Allah, karena hukum Allah itu mencakup segala kebaikan dan melarang segala keburukan.” Apakah mungkin ada hukum buatan manusia yang lebih mencakup segala kebaikan dan melarang segala keburukan daripada hukum Pencipta manusia, Allah Subhanahu wa ta’aala?</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">Saudaraku, menjadi jelaslah kepada kita mengapa ummat Islam senantiasa mempersoalkan hukum apa yang diberlakukan di dalam masyarakat. Karena sesungguhnya urusan ini menyangkut permasalahan paling mendasar yaitu aqidah. Seorang muslim tidak merasa hidup dalam ketenteraman ketika ia diharuskan mematuhi hukum buatan manusia sedangkan keyakinan Iman-Islamnya menyuruh dirinya agar hanya tunduk kepada hukum dan peraturan yang bersumber dari Allah semata. Bahkan keyakinannya memerintahkan dirinya untuk mengingkari dan tidak memandang hukum buatan manusia sebagai layak dipatuhi. Karena ia menyadari bahwa tidak ada manusia sempurna yang dapat dan sanggup merumuskan hukum yang adil bagi segenap jenis manusia. Hanya Sang Pencipta manusia yang pasti Maha Adil dan tidak punya kepentingan apapun terhadap hukum yang dibuatnya untuk kemaslahatan segenap umat manusia. </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">فِي مَا آَتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">”Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS Al-Maidah ayat 48)</span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;"> </span><br />
<br />
<span style="color: #ffd966;">Mengomentari bagian ayat yang berbunyi ”Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu...” penulis buku ”Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir” mencatat: ”Allah mencanangkan aneka syariat yang bervariasi untuk menguji hamba-hambaNya dengan apa yang telah disyariatkan kepada mereka. Dan Allah mengganjar atau menyiksa mereka karena mentaati atau mendurhakaiNya. Barangsiapa yang mentaati hukum Allah berarti bakal diganjar dengan pahala di dunia dan di akhirat. Sedangkan mereka yang menolak pemberlakuan hukum Allah bakal disiksa karena penolakannya untuk mematuhi hukum Allah dan lebih ridha dengan hukum buatan manusia. Wallahu a’lam.</span><br />
<span style="color: #ffd966;">By: Eramuslim.com</span><br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-12686728499133236162010-01-16T22:51:00.001-08:002010-01-18T23:19:58.627-08:00"Ketulusan Kasih Sayang Ibu"<span style="color: cyan;">Islam mengajarkan bahwa kaum ibu merupakan fihak yang sangat istimewa dan tinggi derajatnya. Oleh karena itu kita sangat akrab dengan hadits yang menjelaskan keharusan seorang sahabat agar memprioritaskan berbuat baik kepada ibunya. Bahkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyebutkan keharusan tersebut sebanyak tiga kali sebelum beliau akhirnya juga menganjurkan sahabat tadi agar berbuat baik kepada ayahnya. Jadi ibaratnya keharusan menghormati dan berbuat baik seorang anak kepada ibunya sepatutnya lebih banyak tiga kali lipat daripada penghormatan dan perilaku baiknya terhadap sang ayah.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">أَخْبَرَنَا بَهْزُ بْنُ حَكِيمٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي قَالَ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَبَرُّ قَالَ أُمَّكَ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ أُمَّكَ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ أُمَّكَ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> ثُمَّ أَبَاكَ ثُمَّ الْأَقْرَبَ فَالْأَقْرَبَ</span><br />
<div class="fullpost"><span style="color: cyan;">Bahaz Ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, kepada siapa aku berbuat kebaikan?. Beliau bersabda: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: "Ibumu." Aku bertanya lagi: Kemudian siapa?. Beliau bersabda: "Ayahmu, lalu yang lebih dekat, kemudian yang lebih dekat." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Kita juga sangat akrab dengan hadits yang menyebutkan beberapa dosa besar dimana salah satunya ialah durhaka kepada kedua orangtua, yaitu ayah dan ibu. Di antaranya disebutkan sebagai berikut:</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">عَنْ الْكَبَائِرِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">وَقَتْلُ النَّفْسِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Dari Anas ia berkata: Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ditanya mengenai dosa-dosa besar, maka beliau bersabda: “Mempersekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang-tua, membunuh jiwa dan kesaksian palsu.” (HR Bukhary)</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Bahkan di dalam hadits lainnya disebutkan bahwa kedua orang-tua merupakan faktor yang sangat besar mempengaruhi apakah seseorang bakal menuju ke surga ataukah ke neraka. Artinya, perilaku baik seseorang kepada kedua orang-tuanya bakal memperbesar kemungkinannya berakhir di dalam rahmat Allah dan surga-Nya. Sedangkan kedurhakaannya kepada kedua orang-tua bakal memperbesar kemungkinan hidupnya berakhir di dalam murka Allah dan neraka-Nya.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">مَا حَقُّ الْوَالِدَيْنِ عَلَى وَلَدِهِمَا قَالَ هُمَا جَنَّتُكَ وَنَارُكَ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Dari Abi Umamah ia berkata: “Ada seorang lelaki berkata: “Ya Rasulullah, apakah hak kedua orang-tua atas anak mereka?” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Keduanya (merupakan) surgamu dan nerakamu.” (HR Ibnu Majah)</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Hal ini sejalan dengan hadits berikut ini: Dari Abdullah Ibnu Amar al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." (HR Tirmidzi)</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Namun yang menarik ialah ditemukannya hadits yang secara khusus mengungkapkan haramnya durhaka kepada sang ibu. Sedangkan hal ini tidak kita temukan dalam kaitan dengan larangan berlaku durhaka kepada sang ayah. Sudah barang tentu ini tidak berarti bahwa berlaku durhaka kepada fihak ayah dibenarkan. Yang jelas dengan adanya larangan khusus berlaku durhaka kepada fihak ibu cuma menunjukkan betapa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi martabat kaum ibu.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ الْأُمَّهَاتِ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Bersabda Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Allah melarang kalian durhaka kepada ibu kalian.”(HR Bukhary)</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Dalam hadits lain kita juga dapati bagaimana Islam menyuruh menghormati ibu sekalipun ia bukan orang beriman seperti hadits yang diriwayatkan oleh Asma puteri sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq berikut ini:</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَتْ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">قَدِمَتْ عَلَيَّ أُمِّي وَهِيَ مُشْرِكَةٌ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَفْتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> قُلْتُ قَدِمَتْ عَلَيَّ أُمِّي وَهِيَ رَاغِبَةٌ أَفَأَصِلُ أُمِّي قَالَ نَعَمْ صِلِي أُمَّكِ</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Asma binti Abu Bakar berkata: “Telah datang kepadaku ibuku dan dia seorang wanita musyrik di zaman Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Maka aku datang kepada Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam meminta fatwa beliau. Aku bertanya kepada beliau: ”Telah datang kepadaku ibuku sedangkan ia punya suatu keperluan. Apakah aku penuhi permintaan ibuku itu?” Maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Iya, penuhilah permintaan ibumu itu.” (HR Bukhary)</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Mengapa kaum ibu sedemikian diutamakan? Karena mereka adalah fihak yang sejak masih mengandung anak saja sudah merasakan beban memikul tanggung-jawab membesarkan anak-anaknya. Mereka adalah pendamping, penyayang, pengasuh dan pengajar pertama dan utama bagi seorang anak. Ibu adalah fihak yang paling banyak direpotkan oleh anak semenjak mereka masih kecil. Begitu lahir anak menuntut air susu ibunya. Keinginan minum ASI seringkali tidak pandang waktu. Bisa jadi seorang ibu di tengah malam ”terpaksa” bangun mengorbankan waktu istirahatnya demi menyusui buah hatinya.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Seorang ibu juga direpotkan ketika anaknya ngompol dan buang air besar. Ibulah yang biasanya harus mencebok dan membersihkan anaknya. Semakin ikhlas seorang ibu mengerjakan semua aktifitas tadi maka semakin melekatlah si anak kepada dirinya. Di balik segala kerepotan tadi sesungguhnya terjalinlah ikatan hati yang semakin kokoh antara ibu dan anak. Itulah sebabnya ketika seseorang sudah dewasa sekalipun, tatkala dalam kesepian tidak jarang rasa rindu akan belaian tangan ibunya yang penuh kasih sayang terkenang kembali.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Dalam pepatah Arab ada ungkapan berbunyi Al-Ummu madrasah (ibu adalah sekolah). Benar, saudaraku. Seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi setiap anak. Ibulah yang pertama kali mengajarkan banyak pelajaran awal tentang kehidupan kepada anak. Apalagi di zaman penuh fitnah seperti sekarang dimana al-ghazwu al-fikri (perang pemikiran/ perang budaya/ perang ideologi) datang menyerbu rumah-rumah kaum muslimin. Serbuan itu datang dari berbagai penjuru. Bisa dari televisi, internet, facebook, buku bacaan, komik, majalah, nyanyian, musik, pergaulan bahkan dari sekolah formal...! Maka kehadiran seorang ibu yang memiliki wawasan pengetahuan luas menjadi laksana penjaga benteng terakhir bagi anak-anaknya. Ibulah yang bertugas membentengi, memfilter dan mengarahkan anak-anak menghadapi berbagai serbuan perang budaya tadi.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Di masa kita dewasa ini saat mana faham ateisme, materialisme, sekularisme, liberalisme dan pluralisme begitu dominan mewarnai kehidupan masyarakat dunia, maka kehadiran seorang ibu sendirian mendampingi anak-anaknya kadang dirasa kurang memadai. Sehingga kerjasama antara ayah-mukmin dan ibu-mukminah sangat diperlukan. Dalam dunia modern anak-anak kita sangat perlu pengarahan yang sangat kokoh dan kompak dari kedua orang-tuanya sekaligus untuk meng-counter serangan musuh-musuh Islam yang pengaruh buruknya semakin hari semakin hegemonik.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Betapapun, seorang ayah tidak mungkin diharapkan untuk terus-menerus berada di rumah karena tuntutan mencari ma’isyah (penghasilan) bagi anak-isterinya. Oleh karenanya kehadiran dan keaktifan peran seorang ibu di rumah mendampingi anak-anaknya menjadi sangat strategis. Oleh karenanya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyetarakan hadir dan aktifnya seorang ibu mendampingi anak-anaknya di rumah dengan aktifitas jihad fi sabilillah yang dilakukan oleh kaum pria di medan perang menghadapi musuh-musuh Allah.</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">عن أنس، رضي الله عنه، قال: جئن النساء إلى رسول الله</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> صلى الله عليه وسلم فقلن: يا رسول الله، ذهب الرجال</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> بالفضل والجهاد في سبيل الله تعالى، فما لنا عمل ندرك به</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> عمل المجاهدين في سبيل الله؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم:</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> "من قعد -أو كلمة نحوها -منكن في بيتها فإنها تدرك</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">عمل المجاهدين في سبيل الله".</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Kaum wanita datang menghadap Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bertanya: “Ya Rasulullah, kaum pria telah pergi dengan keutamaan dan jihad di jalan Allah. Adakah perbuatan bagi kami yang dapat menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah?” Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Barangsiapa di antara kalian berdiam diri di rumahnya maka sesungguhnya ia telah menyamai ’amal para mujahidin di jalan Allah.” (HR Al-Bazzar)</span><br />
<br />
<span style="color: cyan;"> </span><br />
<br />
<span style="color: cyan;">Wahai kaum ibu, ikhlaslah dan sabarlah menjaga pos jihad kalian. Didiklah generasi masa depan calon-calon mujahidin dan mujahidat fii sabilillah harapan ummat....! </span><br />
By: Eramuslim.com<br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-6194617881112284582010-01-16T07:54:00.000-08:002010-01-18T23:21:01.529-08:00"Waktu adalah mata uang sebenarnya"<strong></strong> Untuk membayar sebuah produk/jasa kita harus mengeluarkan dana dalam nilai tertentu. Untuk mendapatkan dana tersebut, kita perlu bekerja sesuai dengan keahlian kita dalam tenggat waktu tertentu. Untuk mendapatkan keahlian yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan sejumlah dana, kita perlu melatih keahlian tersebut. Untuk melatih keahlian tersebut, kita membutuhkan waktu.<strong> </strong> <strong>Waktu.</strong><br />
<strong></strong>Kita tumbuh menjadi apa dan disebut sebagai apa tergantung dari bagaimana cara kita menggunakan waktu yang kita miliki. Seseorang yang menggunakan waktunya untuk belajar akan menjadi siswa yang baik. Seseorang yang menggunakan waktunya untuk menulis akan tumbuh menjadi seorang penulis. Seseorang yang menggunakan waktunya untuk membesarkan bisnisnya akan kita sebut sebagai pengusaha. Sekarang bayangkan akan jadi apa seseorang yang menggunakan kebanyakan waktunya untuk hal-hal yang tidak jelas apa arah tujuannya?<br />
<strong>Uang adalah alat tukar nilai tambah</strong>. Sialnya, nilai tiap mata uang berbeda-beda. Bandingkan Rp 1,000.- dan USD 1,000.-: Seribu rupiah hanya cukup untuk parkir kendaraan roda empat sekali di pinggir jalan sementara seribu dollar cukup untuk membeli sebuah<br />
<div class="fullpost"><a href="http://www.facebook.com/note_redirect.php?note_id=238292893186&h=d8c9f3c872ce7811704cd16e46fe95cf&url=http%3A%2F%2Fwww.apple.com%2Fmacbook%2F" target="_blank" title="http://www.apple.com/macbook/"><em>macbook</em></a>.<br />
Sekarang bandingkan dengan waktu. Entah anda tinggal di Indonesia, <em>United States</em>, atau bahkan Suriname, <strong>satu detik adalah satu detik</strong>: tidak kurang dan tidak lebih. Jika untuk menjadi seorang dokter ahli yang dibayar US$ 100 per konsultasi dibutuhkan waktu tujuh tahun, maka dimanapun anda hidup jika anda menggunakan tujuh tahun waktu belajar untuk menjadi dokter ahli, anda akan menjadi dokter ahli.<br />
Get the point? <strong>Kita menjadi apa</strong> adalah konsekuensi logis dari <strong>bagaimana kita menggunakan waktu kita</strong>. <em>Time is more valuable than money</em>. Waktu adalah mata uang yang sebenarnya.<br />
Izinkan saya mengakhiri tulisan ini dengan mengutip terjemahan dari salah satu ayat kitab suci umat islam:<br />
Demi masa. (1)<br />
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (2)<br />
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasihat supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (3)<br />
Q.S Al ‘Ashr (Masa) ayat 1 – 3.<br />
Pendapat anda?<br />
Waktu adalah mata uang yang sebenarnya. Untuk membayar sebuah produk/jasa kita harus mengeluarkan dana dalam nilai tertentu. Untuk mendapatkan dana tersebut, kita perlu bekerja sesuai dengan keahlian kita dalam tenggat waktu tertentu. Untuk mendapatkan keahlian yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan sejumlah dana, kita perlu melatih keahlian tersebut. Untuk melatih keahlian tersebut, kita membutuhkan waktu.<br />
Waktu.<br />
Kita tumbuh menjadi apa dan disebut sebagai apa tergantung dari bagaimana cara kita menggunakan waktu yang kita miliki. Seseorang yang menggunakan waktunya untuk belajar, akan menjadi siswa yang baik. Seseorang yang menggunakan waktunya untuk menulis, akan tumbuh menjadi seorang penulis. Seseorang yang menggunakan waktunya untuk membesarkan bisnisnya, akan kita sebut sebagai pengusaha. Sekarang bayangkan akan jadi apa seseorang yang menggunakan kebanyakan waktunya untuk hal-hal yang tidak jelas apa arah tujuannya?<br />
Uang adalah alat tukar nilai tambah. Sialnya, nilai tiap mata uang berbeda-beda. Bandingkan Rp 1,000.- dan USD 1,000.-: Seribu rupiah hanya cukup untuk parkir kendaraan roda empat sekali di pinggir jalan sementara seribu dollar cukup untuk membeli macbook.<br />
Sekarang bandingkan dengan waktu. Entah anda tinggal di Indonesia, United States, atau bahkan Suriname, satu detik adalah satu detik: tidak kurang dan tidak lebih. Jika untuk menjadi seorang dokter ahli yang dibayar US$ 100 per konsultasi dibutuhkan waktu tujuh tahun, maka dimanapun anda hidup jika anda menggunakan tujuh tahun waktu belajar untuk menjadi dokter ahli, anda akan menjadi dokter ahli.<br />
Get the point? Kita menjadi apa adalah konsekuensi logis dari bagaimana kita menggunakan waktu kita. Time is more valuable than money. Waktu adalah mata uang yang sebenarnya.<br />
Izinkan saya mengakhiri tulisan ini dengan mengutip terjemahan dari salah satu ayat kitab suci umat islam: <blockquote>Demi masa. (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (2) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasihat supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (3)<br />
<small>Q.S Al ‘Ashr (Masa) ayat 1 – 3.</small><br />
</blockquote></div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-39817112311063436742010-01-16T07:44:00.000-08:002010-01-18T23:22:08.479-08:00<div class="post-title"><h1>Apa itu RSS dan feed, serta kegunaannya</h1></div><div class="post-subtitle"><div class="post-info">Kategori : <a href="http://bloggingly.com/category/blogging-knowledge/basic-newbies/" rel="category tag" title="View all posts in Basic / Newbie's">Basic / Newbie's</a>, <a href="http://bloggingly.com/category/culture-glossary/" rel="category tag" title="View all posts in Culture & Glossary">Culture & Glossary</a>, <a href="http://bloggingly.com/category/blogging-tools/platform-blogging-tools/" rel="category tag" title="View all posts in Platform">Platform</a> | Tags: <a href="http://bloggingly.com/tag/rss/" rel="tag">RSS</a> | <br />
</div></div><div class="wp-caption alignleft" id="attachment_106" style="width: 130px;"><img alt="RSS icon" class="size-medium wp-image-106" height="120" src="http://bloggingly.com/wp-content/uploads/2008/08/windowslivewriter40morefreerssfeedicons-128b9da-menkampo-5a61986b-db14-44b2-b8de-8827cd1b380f.jpg" title="RSS icon" width="120" /><div class="wp-caption-text">RSS icon<br />
</div></div>RSS merupakan singkatan yang merujuk kepada beberapa protokol :<br />
<ul><li>Really Simple Syndication ( RSS 2.0 )</li>
<li>RDF Site Summary ( 0.9 dan 1.0 )</li>
<li>Rich Text Summary ( 0.91 )</li>
</ul><h3><div class="fullpost">lalu, Apa itu RSS?</h3>sederhananya, <strong>RSS merupakan versi simple dari isi website dengan format XML.</strong> biasanya digunakan di website dengan konten yang dinamis atau berubah – ubah, seperti portal berita dan blog.<br />
begini. tujuan seseorang membuka suatu website adalah untuk mendapatkan informasi dari website tersebut. Namun, ketika anda membuka suatu website, selain informasi dari website tersebut terbuka, ikut pula terbuka banner, widget, header, footer, dan pernak pernik dari website tersebut yang mungkin anda kurang butuhkan. nah, RSS reader merupakan solusi dari masalah ini. RSS merupakan versi simple dari sebuah website yang hanya menampilkan konten atau isi dari website. tanpa banner, tanpa widget, tanpa header atau footer dari website yang sebenarnya anda tidak butuhkan. rss dapat dibaca melalui pembaca RSS atau RSS reader.<br />
<h3>terus, manfatnya RSS untuk saya apa?</h3>Untuk memahami manfaat RSS secara lengkap, anda perlu tahu feed terlebih dahulu.<br />
<h3>lalu, feed itu apa?</h3>feed , ( atau pengumpan dalam bahasa indonesianya ) adalah suatu format data yang digunakan untuk melayani isi yang sering diperbaharui. Distributor isi mensindikasikan suatu umpan web dan mengizinkan para pengguna untuk berlangganan. Membuat suatu koleksi umpan web yang tersedia pada satu tempat dikenal sebagai agregasi, yang dilakukan oleh agregator (disebut juga pembaca umpan atau pembaca berita).( <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Umpan_web" target="_blank">definisi id.wikipedia</a> ) .<br />
maksudnya begini, feed adalah suatu layanan yang disediakan oleh blog atau website. gunanya adalah mengumpulkan RSS atau versi simple dari suatu blog atau website yang tersedia, lalu mendistribusikannya. mendistribusikan kesiapa? kepada orang yang berlangganan feed tersebut. masih ingat dengan cara membaca RSS diatas? ya, jadi anda bisa mensubscribe atau mendaftarkan alamat feed tersebut ke RSS reader anda, lau setiap blog atau website tersebut memasukkan konten baru, feed tersebut akan mengirimkannya ke RSS reader anda. <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://bloggingly.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" /> <br />
<h3>sebentar, ada yang terlupa. RSS reader itu apa?</h3>RSS reader adalah aplikasi yang digunakan untuk membaca RSS daru sebuah website. cara membaca RSS suatu website adalah, anda masukkan alamat feed website tersebut, lalu RSS akan mengambil RSS dari feed website tersebut. Setiap kali web tersebut di update, versi RSSnya akan disediakan oleh feed, dan akan diambil oleh RSS reader anda.<br />
RSS ada dua tipe : desktop based, dan web based. tipe desktop based ini berupa aplikasi. seperti MS word atau Browser. anda perlu menginstallnya di desktop anda. sedangan tipe web based, ini berupa website. web application. anda tidak perlu menginstallnya, cukup buka browser anda, masuk ke alamatnya, dan sign up. masing – masing tipe memiliki kelebihan. desktip based, anda dapat membacanya secara offline. Web based, anda tidak perlu repot menginstal aplikasi. data anda disimpan secara online, dan dapat anda akses dengan komputer mana pun. <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://bloggingly.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" /> <br />
untuk RSS reader desktop based, anda bisa gunakan :<br />
<ul><li><a href="http://downloads.sourceforge.net/rssowl/rssowl-2.0-M8a.win32.win32.x86.zip" target="_blank">RSSOwl | RSS / RDF / Atom Newsreader 1.2.2</a></li>
<li><a href="http://www.fasttracknews.com/demo/fasttracknewssetup.exe" target="_blank">FastTrackNews</a></li>
<li><a href="http://www.recoverdatatools.com/tools/Setup-RecoverData-RSS.exe" target="_blank">Recover Data RSS Reader 2.0.5</a></li>
<li><a href="http://www.webvigour.com/RSSFeedReader.exe" target="_blank">RSS Feed Reader 2.1</a></li>
<li><a href="http://www.yeahreader.com/YeahReaderSetup.exe" target="_blank">YeahReader 2.4</a></li>
<li><a href="http://www.deskshare.com/awr/awr.exe" target="_blank">Active Web Reader 2.45</a></li>
<li><a href="http://www.snarfware.com/downloads/snarfx.exe" target="_blank">Snarfer</a></li>
</ul>*) daftar tersebut berdasarkan <a href="http://www.sampepuas.com/blog/best-rss-reader-program.html" target="_blank">post sampepuas.com disini</a>. thanks untuk sampepuas.com untuk listnya yang membantu. <a href="http://sampepuas.com/" target="_blank">sampepuas.com</a> sendiri merekomendasikan snarfer, karena tampilannya yang simple. <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://bloggingly.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" /> <br />
sedangkan untuk RSS reader web based, anda bisa coba :<br />
<ul><li><a href="http://bloglines.com/" target="_blank">bloglines</a></li>
<li><a href="http://google.com/reader" target="_blank">Google Reader</a></li>
</ul>saya pribadi sudah pernah menggunakan keduanya, namun Google Reader lebih yahud untuk saya.Selain karena terintegrasi dengan Google Account, fiturnya lebih memuaskan. <img alt=":)" class="wp-smiley" src="http://bloggingly.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif" /> <br />
intinya, apa kegunaan semua teknologi ini? RSS, feed dan RSS reader. keuntungannya apa?<br />
ketiga teknologi ini memungkinkan anda membaca berita terbaru dari 20 blog atau website favorit anda dalam waktu sepuluh menit. loh kok bisa? ya, anda miliki sebuah RSS reader lalu daftarkan feed blog atau website favorit anda. Setiap kali website tersebut mengupdate kontennya, anda akan mendapatkannya! tidak perlu bolak – balik menyantroni blog kesayangan anda untuk mendapatkan konten terbaru darinya. dan lagi, anda tidak perlu lagi memBookmark halaman website favorit anda. Wow! Sebuah inovasi yang memudahkan kegiatan anda berinternet bukan? <img alt=";)" class="wp-smiley" src="http://bloggingly.com/wp-includes/images/smilies/icon_wink.gif" /><br />
by: Blogginly.com<br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-86044575630501551312010-01-16T00:26:00.000-08:002010-01-18T23:23:20.935-08:00"Hakikat Sholat"<span class="intro2">Salat merupakan tali pengikat ruhani yang sangat kuat antara seorang hamba dengan Penciptanya. Hubungan yang melambangkan kehinadinaan hamba di hadapan Tuhannya dan keagungan Sang Khaliq di depan hamba-Nya.</span> <br />
<div class="garis-bawah">Salat merupakan tali pengikat ruhani yang sangat kuat antara seorang hamba dengan Penciptanya. Hubungan yang melambangkan kehinadinaan hamba di hadapan Tuhannya dan keagungan Sang Khaliq di depan hamba-Nya. Salat dengan gamblang menggambarkan kekecilan seorang hamba dan kebesaran Allah. Salat adalah sarana munajat mendekatkan diri kepada Allah.<br />
Salat adalah tangga ruh dan kalbu orang-orang yang merindu Allah..Dengan salat mereka merajut malam di mihrab-mihrab mahabbah dan syauq sambil bercengkerama penuh nikmat dengan Tuhannya yang sedang membuka tirai-tirai langit bagi orang-orang yang sedang istighfar dan munajat. Lambungnya segan berdekatan dengan kasur-kasur empuk.<br />
Mereka berdoa pada Tuhannya dengan air linangan air mata harap dan cemas Hati mereka terasa hangat tatkala lambingan munajat mereka panjatkan di relung-relung malam yang senyap. mereka menyibak awan dan gemintang dengan alunan panjang tasbih dan tahmid kepada Tuhan. Mereka getarkan pintu-pintu langit munajat cinta yang senantiasa bergelora di titian malam yang pendek..<br />
<div class="fullpost">Salat adalah tiang agama dan penyangga rusuk-rusuk dan organ-organ agama yang lain. Jika tiang utama hancur maka kelumpuhan akan segera terjadi pada organ-organ yang lain. Jika tiang utama ini melemah maka kehidupan agama tidak bisa diharapkan bergerak kembali. Keletihan jiwa akan merasuk kelumpuhan ruhani akan menjadi epedemi.<br />
Salat sangat berpengaruh pada pembentukan akhlak dan moralitas seseorang. Dia mampu menjadi imunisasi paling manjur bagi pelakunya untuk terjauhkan dari semua kekejian dan kejahatan. Dia menjadi obat paling mujarab yang menentramkan jiwa para pelakunya dan mampu mencegah pelakunya untuk tidak terjebak dalam kerakusan dan ketamakan. Dia akan mampu menjaga pelakunya untuk senantiasa bersikap rendah hati dan tawadhu’ di hadapan siapa saja. Dia akan mampu mendongkrak harga diri pelakunya di hadapan siapapun yang menyombongkan diri di hadapan Allah.<br />
Salat adalah munajat dan doa. Ia adalah taubat dan inabah. Ia adalah tasbih dan istighfar, tahmid dan takbir serta tahlil yang teramu dalam sebuah untaian prosesi indah menggapai nikmat pertemuan dengan Kekasih.<br />
Salat menjadi terminal seorang hamba dalam perjalanan hidupnya untuk sejenak bersuka-ria bertemu dengan Tuhannya, Sang Maha Diraja. Dalam salatlah mereka merasakan kenikmatan ruhani dan jiwa yang sangat sensasional.. Bahkan ada yang mengatakan : Andaikata penduduk bumi tahu kenikmatan yang kami rasakan saat kami salat, pastilah mereka akan memenggal kepala kami dengan pedang-pedang nan tajam.<br />
Dalam salat, kita menyucikan-Nya, bermunajat dengan firman-firman-Nya. Kita ruku’ dan sujud pada-Nya. Kita renungi kembali asal penciptaan kita yang berasal dari tanah dan unsur-unsur alam yang ada. Dari bahan tersebut, Dia melengkapi kita dengan kemauan dan kekuatan sehingga kita mampu menyucikan, menjunjung, menahan tuntutan fisik dan syahwat, meluruskan instink, menggelorakan kecenderungan menegakkan kesucian dan berusaha melawan penyimpangan-penyimpangan yang mengarah pada kekejian dan kejahatan.<br />
Salat merupakan sarana mendidik jiwa dan memperbaharui semangat serta sebagai penyucian akhlak. Ia adalah tali penguat pengendali diri, pelipur lara, penyejuk jiwa dan pengaman dari rasa takut dan cemas. Ia akan menghancurkan kelemahan dan akan menjadi senjata ampuh bagi mereka yang merasa terasingkan.<br />
Salat membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk. Dia akan menyingkirkan dunia dari hati pelakunya dan akan meletakkannya di telapak tangannya. Dia akan mencari dunia untuk dikendalikan dan bukan dunia yang mengendalikan dirinya.<br />
Salat adalah kebun ibadah yang di dalamnya penuh dengan segala yang menyenangkan dan menggembirakan. Ada takbir, ada ruku’, ada berdiri, ada sujud, ada duduk dan tahiyyat yang di dalamnya penuh dengan munajat. Ia adalah cahaya yang ada di dalam hati seorang mukmin dan nur yang akan memberikan penerangan kala mereka dikumpulkan di padang mahsyar. Sebagaimana Rasulullah sabdakan :<br />
<div class="ArabLeft">الصلاة نور<br />
</div><em>Salat itu adalah cahaya</em> (HR. Muslim).<br />
Dengan salat kita minta pertolongan kepada Allah dengan segala kerendahan jiwa yang terekspresikan lewat ruku’ dan sujud, yang terekam dalam semarak doa dan munajat.<br />
<div class="ArabLeft">واستعينوا بالصبر والصلاة وإنها لكبيرة إلا على الخاشعين<br />
</div><em>Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk</em> (Al-Baqarah : 45).<br />
Salat akan terasa berat jika kekhusyuaan kita demikian hampa, ia akan terasa beban jika kita tidak merindukan pertemuan dengan Sanga Mahakasih. Sebaliknya salat akan terasa nikmat bagi orang-orang yang khusyu’, bagi mereka yang menjadikan salat sebagai tangga menuju pertemuan dengan Sang Khalik. Salat yang benar akan senantiasa mampu menjadi tameng dari maksiat-maksiat yang mungkin akan menenggelamkan ruhani kita dan merubuhkan pilar keimanan kita, serta mematikan potensi keihsanan kita :<br />
<div class="ArabLeft">اتل ما أوحي إليك من الكتاب وأقم الصلاة إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون<br />
</div><em>Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan</em> (Al-Ankabuut : 45).<br />
Barang siapa yang menjaga salatnya, maka salat itu menjadi cahaya dan keterangan (bukti) serta penyelamat baginya di hari kiamat (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).<br />
Meruyaknya kejahatan di tengah kita bisa saja terjadi yang berupa pemyimpangan, kekejian kekotoran-kekotoran ruhani sangat mungkin terjadi karena salat kita tidak lagi ada bobot nilai-nilai ilahiyahnya. Salat kita hanya berupa rangka-rangka dan gerak yang hampa ruhani. Salat kita laksana mayat yang tanpa ruh, salat kita telah mati saat kita melakukannya.<br />
Ironi, jika peringatan rutin peristiwa Isra' Mi'raj ya setiap tahun tidak melahirkan salat khusyu' yang mampu menggetarkan nurani dan menembus hingga ke langit. Salat yang hampa kekhusyu'un dan hampa kerendahan hati akan melahirkan kehampaan-kehampaan baru yang tiada henti.<br />
Maka, sudah saatnylah kita jadikan salat sebagai sumber cahaya yang akan menerangi perjalanan kita menuju Allah Yang Maha Kuasa.<br />
Dengan salat jiwa kita menjadi tentram, sejuk dan segar. Karena dalam salat aliran ketentraman dari langit terus mengalir. Tanpa henti.<br />
By: Eramuslim <br />
</div></div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-833734862842919507.post-65122184909590933152010-01-16T00:11:00.000-08:002010-01-18T23:23:37.739-08:00Assalamu'alaikum Wr Wb<div style="background-color: #351c75; color: #f1c232; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>Alhamdulillah, kemarin malam tepatnya Hari Jum'at tanggal 15 Januari 2010 Saya membuat Blog dengan motivasi yang tinggi, sebelumnya sudah membuat tapi Saya lupa passwordnya, Jadi Saya putuskan untuk membuat Blog baru dengan Ikhlas, Usaha dan Istiqomah. Semoga bisa bermanfaat, Amieeen</i><br />
</div><div style="background-color: #351c75; color: #f1c232; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>Ini adalah Artikel pertama Saya yang akan Sya postkan, Saya memohon dukungan, bantuan dan Kerjasama dari Para Blogger, akan keawaman Saya! sekian, mohon ma'af apabila asa salah kata.</i><br />
</div><div style="background-color: #351c75; color: #f1c232; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i> </i><i><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Terimakasih, Sukses</span></i><br />
</div>Dirgantara Publisherhttp://www.blogger.com/profile/05605253656290083280noreply@blogger.com1